Misteri Sinar-X Kosmik Terpecahkan, Ilmuwan Temukan Kelas Baru Bintang yang Meledak
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Sumber: Study Finds/ Gambaran artistik letusan nova klasik. (Krzysztof Ulaczyk / Observatorium Astronomi, Universitas Warsawa)

Jakarta, tvrijakartanews - Para astronom menemukan jenis ledakan bintang baru yang disebut milinova, sebuah fenomena yang menjembatani kesenjangan antara dua jenis bintang meledak yang telah dikenal sebelumnya. Milinova bersinar sekitar seribu kali lebih redup dibandingkan nova klasik, tetapi tetap cukup terang untuk menarik perhatian komunitas ilmiah.

Penemuan ini dipimpin oleh tim internasional dari Universitas Warsawa. Mereka mengidentifikasi 29 sistem bintang di Awan Magellan Besar dan Kecil, dua galaksi satelit yang mengorbit Bima Sakti. Sistem-sistem ini merupakan kelas baru bintang biner yang meledak secara berkala.

Hasil penelitian, yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters, memberikan wawasan baru tentang perilaku unik bintang-bintang dalam galaksi. Milinova diharapkan membuka bab baru dalam studi tentang evolusi bintang dan peristiwa kosmik lainnya.

"Beberapa fenomena kosmik menghasilkan sinar-X secara alami. Misalnya, sinar-X dapat dihasilkan oleh gas panas yang jatuh ke objek padat seperti katai putih, bintang neutron, atau lubang hitam. Sinar-X juga dapat dihasilkan oleh partikel bermuatan yang melambat, seperti elektron,” jelas Dr. Przemek Mróz, penulis utama penelitian dikutip dari Study Finds.

Di balik setiap millanova, terdapat interaksi luar biasa antara bintang katai putih, sisa padat dari bintang yang menyerupai Matahari dan bintang pendampingnya. Gravitasi kuat dari katai putih menarik material dari bintang pendamping, membentuk cakram gas panas di sekelilingnya. Proses ini terkadang memicu ledakan spektakuler yang dapat bertahan hingga berbulan-bulan. Penemuan ini memperluas pemahaman manusia tentang sumber sinar-X di alam semesta, sekaligus menunjukkan keindahan dan kompleksitas tarian kosmik di antara bintang-bintang.

ASASSN-16oh, sebuah sistem bintang aneh yang ditemukan pada tahun 2016, menunjukkan perilaku unik dibandingkan ledakan nova pada umumnya. Kecerahannya berlangsung simetris dan bertahan selama berbulan-bulan, berbeda dengan nova biasa yang cepat memudar. Sistem ini juga memancarkan sinar-X superlunak, tanda berenergi tinggi yang biasanya muncul pada ledakan lebih kuat.

Untuk memahami fenomena ini, tim menganalisis data dari Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) selama dua dekade. Dari 76 juta bintang yang dipelajari, mereka mengidentifikasi 29 sistem dengan pola serupa, membuka kemungkinan bahwa ASASSN-16oh mewakili populasi yang lebih besar.

Penemuan luar biasa tim peneliti ini terjadi saat salah satu objek, yang dinamai OGLE-mNOVA-11, mulai mengalami letusan pada November 2023.

“Kami mengamati bintang ini dengan Southern African Large Telescope (SALT), salah satu teleskop terbesar di dunia. Spektrum optiknya mengungkap tanda-tanda atom helium, karbon, dan nitrogen yang terionisasi, yang menunjukkan suhu yang sangat tinggi,” lanjut Dr. Przemek Mróz.

Pengamatan menunjukkan bahwa OGLE-mNOVA-11 memancarkan sinar-X dengan suhu sekitar 600.000 derajat Celcius. Dengan jaraknya yang sangat jauh, lebih dari 160.000 tahun cahaya, sistem ini memiliki luminositas yang lebih dari 100 kali lipat dibandingkan Matahari kita.

Asal-usul sinar-X masih menjadi teka-teki, dengan para ilmuwan menawarkan dua kemungkinan penjelasan. Salah satu hipotesis menyebutkan bahwa sinar-X dapat muncul ketika material sub raksasa jatuh ke permukaan katai putih, melepaskan energi dalam proses tersebut. Alternatifnya, sinar-X mungkin berasal dari ledakan termonuklir di permukaan katai putih, di mana hidrogen yang terkumpul terbakar tetapi tidak cukup kuat untuk melemparkan material ke luar.

Penemuan milininova memiliki dampak besar dalam memperdalam pemahaman kita tentang evolusi kosmik. Sistem ini berpotensi membantu menjawab salah satu teka-teki besar dalam dunia astronomi: asal-usul supernova Type Ia. Ledakan bintang tersebut menjadi acuan utama atau "lilin standar" dalam mengukur jarak kosmik, dan penelitian mengenai fenomena ini telah mengantarkan pada penemuan percepatan ekspansi alam semesta, penemuan yang begitu penting sehingga dianugerahi Penghargaan Nobel Fisika pada tahun 2011. Namun demikian, para astronom masih memperdebatkan jenis sistem bintang yang menjadi pemicu peristiwa kosmik signifikan ini.

Jika millinova merupakan jalur bagi katai putih untuk perlahan-lahan memperoleh massa tanpa melalui ledakan dahsyat, mereka mungkin menjadi mata rantai yang hilang dalam memahami bagaimana bintang-bintang ini mencapai masa kritis sekitar 1,4 kali massa Matahari, yang dibutuhkan untuk memicu supernova Tipe Ia.

Seperti cincin suasana hati kosmik yang beralih dari dingin ke panas, sistem biner ini menunjukkan cara lain bintang-bintang dapat mengejutkan kita, mengingatkan bahwa alam semesta masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. (Meisy/Mita)